Logika
adalah
cabang ilmu filsafat
yang mengkaji prinsip, hukum, dan metode berpikir yang benar,
tepatdan lurus.
Sejarah
filusuf mengenal bahwa Aristoteles yang pertama kali
membeberkanhal-ihwal
logika secara komperehensif, tetapi
istilah logika untuk cabang filsafat yang mengkaji prinsip, aturan,
dan metode berpikir yang benar berasal dari Alexander Aphrodisias
sekitar permulaan abad ke-3 M.
Hingga
pada
saat ini,
logika semakin dibutuhkan pada
dalam kehidupan
sehari-harinya
karena terus berkembang sesuai perkembangan peradaban manusia yang
secara
sistematis
dan komprehensif.
Logika
(Cara Penarikan Kesimpulan) Ciri kedua ialah logika atau cara
penarikan kesimpulan. Yang dimaksud dengan logika ini
sebagaimana logika
didefinisikan
oleh
William
S.S ialah “pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid). Di
Dalam
logika sendiri
ada dua macam logika
yaitu
logika induktif dan deduktif. Contoh menggunakan logika ini ialah
model berpikirnya
dengan
silogisma, seperti contoh dibawah ini :
Silogisma
Premis
mayor : semua manusia akhirnya mati
Premis
minor : Amir manusia
Kesimpulan
: Amir akhirnya akan mati
Pentingnya
Belajar Logika:
1.
Membantu seseorang untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Dengan
berpikir lurus, tepat, dan teratur seseorang akan memperoleh
kebenaran dan terhindar dari kesesatan.
2.
Semua bidang kehidupan manusia membutuhkan keteraturan dalam
tindakan-tindakannya yang berdasar atas kemampuan berpikirnya.
3.
Semua filsafat dan ilmu pengetahuan hampir tidak bisa dipisahkan dari
analisa-analisa logika
AKSIOLOGI
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal dari kata Yunani axion
(nilai) dan logos
(teori), yang berarti teori tentang nilai. Aksiologi
membahas mengenai hakikat nilai, sehingga biasa disebut Filsafat
Nilai.
Aksiologi
terbagi menjadi tiga bagian:
-
Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
-
Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan.
-
Socio-political life, yaitu kehidupan social politik, yang akan melahirkan filsafat social politik.
Menurut
bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan
logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang
nilai. Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau
teori nilai. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19)
aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Jadi
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang
baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong),
serta tentang cara dan tujuan (means and destination).
-
Subjektivisme Aksiologi
Subjektivisme
aksiologi cenderung mengabsahkan teori etika yang disebut hedonism,
sebuah teori yang
mengatakan kebahagian sebagai criteria nilai dan naturalism yang
meyakini bahwa suatu nilai dapat direduksi ke dalam psikologis.
Pendukung
subjektivisme aksiologi adalah Hume
, Perry, Prall, Parker, Santayana,
dan lainnya.
Beberapa
bentuk Ekspresi Subjektivisme Aksiologi :
-
Hume ( skeptisime )
A
memiliki nilai berarti orang menyukai A
-
Sarte (eksistensialisme)
Nilai
adalah kualitas empiris yang tidak dapat dijelaskan menyatu dengan
kebahagian perasaan daripada berpikir bagaimana kita ingin
merasakannya.
-
D. H. Parker (humanisme)
Nilai
merupakan pengalaman , tidak berwujud objek.
-
Perry (naturalisme)
Semua
objek dari kepentingan sebagai suatu hubungan yang saling terkait
antara kepentingan dengan objek.
0 komentar:
Posting Komentar