-
Etimologis: meta ta physika = sesudah fisika. Istilah Andronikos dari Rhodes untuk 14 buku Aristoteles yg ditempatkan sesudah fisika (8 buku). Aristoteles sendiri menyebut filsafat pertama (metafisika) dan filsafat kedua (fisika). Para filsuf prasokratis sdh berfilsafat, tp minat mereka terarah pd fisis, dunia pengamatan. Menurut Aristoteles hal yg fisis ini tdk tetap, kurang stabil, belum mencapai dasar terdalam krn terbatas pd keterangan fisik. Maka filsafat ini disebut Aristoteles dg filsafat kedua (fisis). Hrs dicari filsafat tertinggi yg tdk dpt diatasi lagi yg disebut dg filsafat pertama. Aristoteles menyusun filsafat pertama dg berangkat dari filsafat kedua. Maka Aristoteles mengusulkan cabang baru yaitu ta meta ta physika.
-
Filsafat tentang ta meta ta physika menurut Aristoteles berpusat pada to on hei on (a being as being): yang ada sejauh dia ada. Ada sebagai objek pemikiran, yang meliputi segala-galanya.
-
Tiga nama yang dipakai utk menunjuk hal yang sama: filsafat pertama, metafisika umum, ontologi.
-
Karena meneliti dasar paling umum untuk segala-galanya, ontologi pantas disebut filsafat pertama. Namun ontologi telah mengandaikan semua bagian filsafat lainnya.
-
Beragam arti metafisika:
=upaya mengkarakterisasi realitas sbg
keseluruhan.
=usaha menyelidiki apakah hakikat yg berada
di balik realitas.
= (umum) pembahasan falsafati yg
komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
-
Pembagian metafisika: Metafisika umum (ontologi) dan metafisika khusus yg meliputi: kosmologi, teologi metafisik, fils. Antropologi.
Ontologi
( Metafisika Umum)
-
Membahas segala sesuatu yg ada secara menyeluruh dg cara memisahkan eksistensi dari penampilan eksistensi itu.
-
Pertanyaan utama: apakah realitas yang tampak beraneka ragam itu pd hakekatnya satu atau tidak?
-
Tiga teori ontologis:
=idealisme:
ada
sesungguhnya berada di dunia ide, yg tampak nyata dalam alam indrawi
hanyalah bayangan dr yang sesungguhnya. Tokohnya Berkeley
(1685-1753): satu-satunya realitas sesungguhnya ialah aku subjektif
spiritual. I.
Kant
(1724-1804): objek pengalaman ialah yg ada dalam ruang dan waktu,
penampilan dr yang tak punya eksistensi dan independen di luar
pemikiran kita. Hegel
(1770-1831): segala sesuatu yang ada adalah satu
bentuk
dr satu pikiran.
=Materialisme:
menolak hal yg tak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah yg
keberadaannya semata-mata material. Realitas ialah alam kebendaan.
Leukippos
dan Demokritos
(460-370sM): realitas bukan hanya satu tapi banyak unsur yg tak dpt
dibagi (atom). Hobbes
(1588-1679): seluruh realitas ialah materi yg tak bergantung pada
pikiran kita. L.A.Feuerbach
(1804-1872): material adalah realitas sesungguhnya, manusia bagian
dari alam meteri itu.
=Dualisme:
tipe fundamental substansi adalah materi
(secara fisis) dan mental
(tdk kelihatan scr fisis). Hrs dibedakan dg monisme dan pluralisme
(teori
ttg jumlah
substansi).
-
Metode ontologi: pertanyaan ttg mengada ini muncul dari pemahaman tentang kenyataan konkret. Ontologi bergerak di antara dua kutub, antara pengalaman akan kenyataan konkret dan prapengertian mengada yang paling umum. Dalam refleksi ontologis kedua kutub itu saling menjelaskan. Atas dasar pengalaman tentang kenyataan akan semakin disadari dan dieksplisitkan arti dan hakekat mengada. Tapi prapemahaman ttg mengada semakin menyoroti pengalaman konkrit dan membuatnya terpahami sungguh2.
Metafisika
Khusus
-
Kosmologi: (kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu) percakapan ttg alam/ketertiban paling fundamental dr seluruh realitas. Memandang alam sbg totalitas dr fenomena. Yg disoroti: ruang dan waktu, perubahan, kebutuhan, keabadian dg metode rasional.
-
Teologi metafisik: dikenal dg theodicea yg membahas kepercayaan pd Allah di tengah realitas kejahatan yg merajalela di dunia. Membahas eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama. Beberapa tokoh Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas, I.Kant membuktikan Allah ada dg bukti rasional sbb:
=argumen
ontologis:
semua manusia punya ide ttg Allah. Realitas lebih sempurna dr ide.
Tuhan pasti ada dan realitas adanya pasti lebih sempurna dr ide
manusia ttg Tuhan.
Teologi
-
Argumen kosmologis: setiap akibat pasti punya sebab. Dunia (kosmos) adalah akibat. Penyebab adanya dunia ialah Tuhan.
-
Argumen teleologis: Segala sesuatu ada tujuannya. Seluruh realitas tidak terjadi dengan sendirinya. Pengatur tujuan adalah Tuhan.
-
Argumen moral:Manusia bermoral karena dpt membedakan yang baik dan buruk. Dasar dan sumber moralitas adalah Allah.
-
Filsafat Stoa: panteistis – segala sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi/kekuatan alam. Spinoza melihat segala sesuatu yang ada adalah Allah. Skeptisisme sebaliknya meragukan adanya Allah.
-
David Hume: Tidak ada bukti yang benar-benar sahih yang membuktikan Allah ada. Hume menolak Allah dan kebenaran agama.
-
Feuerbach: religi tercipta oleh hakekat manusia sendiri, yakni egoisme.
-
L. Feuerbach: religi tercipta oleh hakikat manusia sendiri. Allah adalah gambaran keinginan manusia. Allah tak lain dari apa yang diinginkan manusia.
-
F. Nietzche: Konsep Allah dalam agama kristen adalah buruk, karena Allah dianggap sbg Allah yang lemah. Ia berkesimpulan Allah itu sudah mati.
-
Sigmund Freud: tiga fungsi Allah yang utama, yaitu
a) penguasa alam,
b) agama mendamaikan
manusia dengan nasibnya yg mengerikan,
c) Allah menjaga agar
ketentuan/peraturan budaya dilaksanakan.
Metafisika
Antropologi
-
Bagian metafisika khusus yg mempersoalkan apakah manusia itu? Apakah hakikat manusia? Bagaimana hubungannya dg alam dan sesamanya?
-
Pendapat tokoh ttg manusia:
Pythagoras: ajaran keabadian jiwa manusia
dan perpindahannya ke dlm jasad hewan bila manusia telah mati.
Perpindahan jiwa merupakan proses penyucian jiwa.
Demokritos: manusia adalah materi. Jiwa pun
adalah materi yg terdiri dr atom2 khusus.
Plato: manusia terdiri dr tubuh dan jiwa.
Tubuh adalah musuh jiwa. Krn tubuh penuh kejahatan dan jiwa ada dlm
tubuh, maka tubuh adalah penjara jiwa.
Manfaat
komptensi Metafisika
-
Mampu membaca masalah scr komprehensif.
-
Menemukan problem melebihi masalah teknis dan praktis.
-
Mampu merumuskan prinsip, nilai dan makna scr mendasar.
-
Mampu menyusun sintesa scr logis dan koheren.
-
Mampu mengartikulasi scr gamblang pengalaman yg tdk bs dijelaskan dg bhs sehari-hari.
Aksiologi
membahas tentang masalah nilai. Istilah axiology
berasal
dari bahasa Yunani: kata axios
dan
logos.
Axios
artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos
artinya akal, teori. Axiology
artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan
status metafisik dari nilai.
Nilai
-
Nilai adalah sesuatu “luhur” yang mengarahkan manusia melakukan tindakan demi terwujudnya kualitas hidup dan tatanan kosmis yang harmonis.
-
Nilai adalah sebuah konstruksi kepercayaan manusia terhadap suatu hal yang dipilih dan kemudian dilakukannya untuk menemukan hakikat dari sesuatu.
Indikasi
sesuatu yang Bernilai
-
Kita melakukannya dengan giat atau senang bahkan berani mengorbankan sesuatu.
-
Apresiasi bagi orang yang melakukan.
-
Dilakukan secara kontinu.
Nilai
Menurut Beberapa Pandangan
-
Nilai psikis, pengalaman nilai diperoleh melalui sebuah pengalaman.
-
Nilai hakikat atau inti dari sesuatu, nilai dianggap sebagai objek ideal (intemporality)
-
Nilai melekat pada benda atau sesuatu (caries of value)
Kualitas
Nilai
-
Nilai objektif, melekat pada benda nilai yang teramati. Prasyarat bagi pemaknaan menghasilkan fenomena.
-
Nilai intersubjektif, subjek berpotongan dengan subjek lain dalam hal pengamatan. Kesepakatan antar manusia dalam pemaknaan.
Hirearki
nilai
-
Nilai kesenangan, perasaan inderawi.
-
Nilai vitalitas, kehidupan (perasaan halus, kasar, luhur)
-
Nilai spiritual, tidak terikat dengan problem inderawi.
-
Nilai kesucian dan keprofanan.
Kriteria
Tingkatan Nilai
-
Kemampuan bertahan-kecenderungan instrinsik. Contohnya cinta sejati.
-
Tidak bisa dibagi-bagi-utuh. Contohnya karya seni (keindahan)
-
Kesalingtergantungan diantara tingkatan nilai yang lain
-
Semakin dalam kepuasan yang didapat, semakin tinggi nilai tersebut.
-
Relativitas nilai terhadap nilai yang absolute.
Faktor
– faktor Masalah
Utama
Axiology
-
Kodrat nilai berupa masalah mengenai apakah nilai itu berasal dari keinginan
-
Jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan antara nilai instrinsik, ukuran untuk kebijaksanaan nilai itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi penyebab mengenai nilai-nilai instrinsik.
-
Criteria nilai artinya ukuran untuk menguji nilai
-
Status metafisik nilai mempersoalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta-fakta yang diselediki
-
Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
-
Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
-
Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis. Etika dalam hal ini sama dengan filsafat moral.
-
Estetika sebagai ilmu yang membicarakan nilai seni secara filosofis: kritis,diskretif dan otonom.
0 komentar:
Posting Komentar