Filsafat
manusia adalah bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia,
menyoroti hakikat atau esensi manusia. Hasrat untuk tahu siapa dan
apakah manusia. Filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial
tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri
sendiri.
Yang
dipikirkan dalam filsafat manusia:
·
Asal-usul kehidupan manusia (origin of human life)
·
Hakikat hidup manusia (the nature of human life)
·
Realitas eksistensi manusia
Dulu,
filsafat manusia disebut dengan psikologi filosofis atau psikologi
rasional, untuk membedakan dengan psikologi empiris dan psikologi
ilmiah. Sekarang di sebut filsafat manusia atau antropologi
metafisika/psikoligi metafisis. Sebutan ini terasa lebih tepat karena
tidak hanya mempelajari jiwa tapi juga tubuh, roh dan daging.
Manusia
adalah makhluk yang mampu dan wajib (sampai tingkat tertentu)
menyelidiki arti yang dalam dari “yang ada”. Manusia bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri.
Tiga
aspek dalam memahami hakekat
-
Ekstensif
( jangkauan luas) = sifat dan gejala
-
Intensif
( mendalam ) = intisari manusia
-
Kritis
( sikap dasar filsafat ) = mendapatkan sari dari pengalaman hidup
manusia
Metode
Filsafat Manusia
-
Metode
kritis = melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filsuf tentang
manusia
-
Metode
analitika bahasa = Penggunaan bahasa dengan menyelidiki hubungan
bahasa dengan pikiran dan kegunaan bahasa dalam ilmu pengetahuan dan
filsafat
-
Metode
fenomenologi = Menemukan kembali pengalaman asli dan fundamental
melalui beberapa langkah
-
Metode
metafis dan spiritual
-
Metode
refleksi, transdental dan sintesis
Ciri
khas manusia
-
Ciri
fisik
-
Sikap
yang tegak sehingga membebaskan tangan untuk melakukan eksplorasi
dan manipulasi
-
Jari
– jari tangan dan lengan yang bergerak
-
Otak
dan kepala
-
Mempunyai
bahasa
-
Mempunyai
daya cipta yang bisa berulang
-
Mahluk
sosial dan mahluk politik
-
Mahluk
yang sadar akan sejarah dan tradisi kebudayaan
-
Mahluk
yang mengapresiasi estetika
-
Mempunyai
hati nurani
-
Mahluk
religius
Ciri
khas manusia sebagai mahluk hidup
-
Asimilasi
= berkembang dan mengembangkan diri
-
Memperbaiki
dan memulihkan = mengerjakan sesuai dengan substansinya sendiri
-
Mereproduksi
= kemampuan untuk melipatgandakan diri
-
Responsif
= merespon stimulus
-
Mempunyai
tujuan = kemampuan menentukan tujuan
Manusia
sebagai mahluk hidup
-
Manusia
hidup secara esensial
-
Mahluk
hidup mempunyai suatu kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan
sumber utama dari aktivitas – aktivitas yang beraneka ragam dan
terkoodinir
-
Manusia
berbuat dan mencoba merealisasikan idenya sebagai subjektivitas
Relevansi
belajar filsafat manusia
-
Belajar
filsafat manusia =
-
Mengenal
hakikat manusia
-
Mengenal
lebih dalam siapa itu manusia
-
Kita
dapat mempertanggungjawabkan hidup bagi sendiri, orang lain, dan
kepada Tuhan
-
Badan
dan jiwa merupakan suatu kesatuan yang membentuk keutuhan pribadi
manusia. Ada dua aliran dalam memahami kesatuan antara badan dan
jiwa, antara lain:
-
Monisme
-
Menurut
aliran monisme, badan dan jiwa merupakan suatu kesatuan yang
membentuk pribadi manusia. Tiga bentuk aliran monisme, yaitu:
-
Materialisme
: materi/benda/zat adalah dasar dari segala hal yang ada
(fisikalisme). Jiwa berasal dari materi, sehingga eksistensi jiwa
bersifat kronologis ; jiwa tidak punya eksistensi sendiri.
-
Teori
identitas : perbedaan jiwa dan badan hanya pada arti, bukan
referensi. Badan dan jiwa merupakan elemen yang sama. Hal yang utama
memang materi, tetapi kegiatan mental kita masih dihargai (tidak ada
badan yang mengacu pada jiwa atau sebaliknya).
-
Idealisme
: Ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi,
seperti pengalaman, nilai, dan makna. Hal-hal tersebut akan memiliki
arti jika dihubungkan dengan jiwa. Materi merupakan hal yang utama,
tetapi tidak semua hal diukur berdasarka materi.
-
Dualisme
-
Menurut
aliran dualisme, badan dan jiwa merupakan dua hal yang berbeda.
Perbedaannya terletak pad pengertian dan objeknya (sebagaimana
adanya). Empat bentuk aliran dualisme, yaitu:
-
Interaksionalisme
: fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa. Peristiwa
badan bisa menyebabkan peristiwa mental, dan sebaliknya.
-
Okkasionalisme
: ada dimensi kesempatan dimana ilahi bisa terlibat dalam hubungan
badan dan jiwa.
-
Paralelisme
: kejadian ragawi di alam, kejadian kejiwaan ada di dalam diri
manusia. Dalam diri manusia terdapat dua peristiwa yang berjalan
seiring (peristiwa mental dan fisik), namun salah satu bukan
merupakan sumber bagi yang lainnya.
-
Epifenomenalisme
: hubungan jiwa dan badan berasal dari fungsi syaraf. Syaraf sangat
berpengaruh terhadap kelancaran hubungan jiwa dan badan.
-
TANGGAPAN
SINGKAT
-
Pandangan
Monisme bertentangan dengan hakekat manusia sesungguhnya. Plato
berkata bahwa badan dan jiwa punya sifat yang berbeda. Badan
sementara, jiwa abadi. Kelemahan materialisme : tidak bisa melihat
bahwa pengalaman bersifat personal.
-
Pandangan
Dualisme khususnya pararelisme yang mengatakan badan dan jiwa dua
hal yang terpisah, tidak terikat, perbuatan yang baik muncul dari
niat yang baik. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.
-
-
Badan
Manusia
-
Badan
manusia merupakan elemen dasar dalam pembentukan manusia. Menurut
pandangan tradisional, badan merupakan kumpulan material yang
membentuk suatu makhluk. Badan tidak hanya terbatas pada dimensi
fisik (mekanisme gerakan), tetapi juga berbicara tentang keakuan.
Maksudnya, jika seseorang membicarakan bagian tubuh dari seorang
individu, orang tersebut juga membicarakan keseluruhan individu
tersebut. Aktivitas badan: berjalan, lari, duduk, dll. Badan harus
dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut gerakan.
Membahas tubuh adalah membicarakan diri sendiri ( Gabriel Marcel
).
-
-
Jiwa
Manusia
-
Jiwa
dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa
menyadarkan manusia akan siapa dirinya. Kemampuan jiwa menurut James
Pratt:
-
Menghasilkan
kualitas pengindraan
-
Menghasilkan
makna dari pengindraan khusus
-
Memberi
tanggapan terhadap pengindraan khusus
-
Memberi
tanggapan terhadap proses yang terjadi dalam pikiran
Menurut
St. Agustinus, manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap
tindakan karena adanya dorongan dari jiwa. Jiwalah yang mendorong
manusia untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan
sehari-hari. Kemampuan jiwa tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
manusia tidak terbatas hanya bersifat mekanistik.
Related Posts:
Pertemuan ke-3 : METAFISIKA
Metafisika
Etimologis:
meta
ta physika
= sesudah fisika. Istilah Andronikos dari Rhodes untuk 14 buku
Aristoteles yg ditempatkan sesudah fisika (8 buku). Aristoteles
sendiri menyebut filsafat pertama (metafisika) da… Read More
Kegiatan Belajar Mengajar Mata Kuliah Filsafat
Hari Senin pagi, tanggal
15 Agustus 2016 adalah hari bagi kami,
mahasiswa baru memulai kegiatan perkuliahan
semester satu. Kegiatan perkuliahan diawali dengan mata
kuliah filsafat. Tentu pada setiap awal perkuliah… Read More
Pembuatan Mindmap
Filsafat berasal
dari bahasa yunani yang berarti sahabat pengetahuan. Sebagai
mahasiswa psikologi kami diwajibkan untuk mempelajari filsafat karena
filsafat merupakan induk dari semua pengetahuan.
Untuk lebih mengen… Read More
Pertemuan ke - 4 EPISTEMOLOGI
EPISTEMOLOGI
Epistemologi
berasal dari kata episteme
(pengetahuan) dan logos
(kata/pembicaraan/ilmu). Kata episteme berarti cabang
filsafat
yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
Secara se… Read More
Tahu menahu tentang Filsafat di Universitas Tarumanagara
Normal
0
false
false
false
IN
X-NONE
X-NONE
… Read More
0 komentar:
Posting Komentar